Sudah 5 hari belakangan (atau lebih?) harga sembako meroket tajam. Kalau saudara pergi ke pasar, pasti akan terkaget-kaget mendengar mah...
Sudah 5 hari belakangan (atau lebih?) harga sembako meroket tajam. Kalau saudara pergi ke pasar, pasti akan terkaget-kaget mendengar mahalnya harga cabe, gula, tomat, dan sayur mayur. Harga gas Elpiji juga melambung tinggi. Langka pula. Meski tak suka memasak, tapi saya senang belanja, saya suka mengelilingi pasar. Jadi sedikit banyak saya tahu nilainya.
Bagaimana dengan saham? Sungguh, grafiknya bikin perut mules. Semuanya luluh lantak seperti dihantam ombak. Abang saya bilang, akhir-akhir ini saham tak pantas ditengok. Maka, jikalau sodara ada riwayat sakit jantung, singkirkan segala gadget agar tangan tak gatal melongok kondisi saham. Dan saya sarankan nonton film drama bergenre komedi. Tapi saya tak merekomendasikan fesbuker. Selain itu jauhkan diri dari orang-orang rese, berisik dan berpotensi memicu konflik. Itu sebab dalam hal ini menjadi single lebih diuntungkan.
Karena bukan ahli ekonomi, maka saya tak ingin beropini. Saya menahan diri dari sifat menduga-duga ataupun berspekulasi. Salah satu prinsip saya, kalau sesat, sesatlah sendirian. Jangan ngajakin orang. Nah, kalau saya merumuskan sesuatu dengan asal-asalan, atau membuat/menuliskan analisa padahal saya tidak memahaminya (hanya berdasarkan prasangka atau meramal), tentu saya akan menjerumuskan banyak orang.
Akan tetapi, saya pernah membaca catatan Soekarno bahwa untuk menciptakan stabilitas ekonomi, maka pemerintah harus lebih dulu membenahi birokrasi dan menciptakan stabilitas politik yang lebih baik.
Tapi hari ini, gegara pemilukada situasi politik jadi sarat konflik. Indonesia sedang sakit. Ah, negara, cepatlah membaik. Yang bersengketa, segeralah melunak. Amarah, cepatlah mereda. Pemilukada, segeralah berlalu. Saya menyayangi negara ini dengan segala softwarenya dan hardwarenya. Saya mencintai bangsa ini dengan semua permasalahan dan keberagaman nya.
COMMENTS